Anda mempunyai masalah dengan manajer Anda? Bukan Anda saja yang memiliki masalah seperti itu! Para manajer mengeluh tentang bawahan mereka, dan bawahan mengeluh tentang manajer mereka. Bagaimana cara mengatasinya?
Ketika Anda berdiskusi dengan teman-teman Anda, atau berada di antara sekelompok orang, cobalah mengangkat topik mengenai keterampilan manajemen yang buruk di tempat kerja Anda. Anda pasti akan mendengar bahwa mereka juga memiliki kisah “manajer yang buruk” di tempat kerja mereka. Saya juga mendengar masalah yang sama berulang-ulang dalam seminar-seminar saya. Para manajer mengeluh tentang bawahan mereka, dan bawahan mengeluh tentang manajer mereka.
Dua Hal Tentang Manajer
Anda dapat mengeruk keuntungan finansial yang besar hanya dengan menjadi seorang fasilitator untuk membantu kedua pihak memahami satu sama lain, melihat persoalan-persoalan dari sudut pandang masing-masing, menghilangkan (atau mengurangi) perasaan-perasaan negatif dan kecurigaan satu sama lain, dan membantu mereka mengembangkan cara berkomunikasi yang telah disepakati untuk meminimalkan masalah dan menyelesaikan perbedaan pendapat. Namun, pembahasan kita bukan mengenai hal itu. Topik kita adalah beberapa tips untuk menangani atasan Anda dengan lebih baik. Sebelum itu, ada 2 hal yang harus Anda pahami mengenai manajer Anda.
Pertama, ingatlah bahwa atasan Anda adalah manusia biasa seperti Anda. Dia juga menerima perintah dari atasannya yang mungkin sama-sama (atau bahkan lebih) tidak rasional dan tidak kompeten seperti dia. Atasan Anda juga berada di bawah tekanan untuk melakukan kinerja yang baik dan mungkin lebih tertekan dibandingkan Anda. Seperti Anda, dia juga harus membayar tagihan keperluan rumah tangga dan memiliki masalah keluarga. Jadi, beri dia kesempatan untuk beristirahat!
Kedua, pahamilah bahwa untuk menjadi manajer butuh keterampilan yang komplit; keterampilan teknis, manajerial, dan berhubungan dengan orang. Tidak seorang pun terlatih dalam ketiga keterampilan tersebut. Sekolah, universitas, dan pelatihan manajemen jarang mengajarkan keterampilan berhubungan dengan orang. Kalaupun mereka mengajarkannya, materi yang diberikan baru sebatas pendekatan teoretis! Jadi ada beragam tipe manajer:
- Manajer yang tahu banyak soal keterampilan teknis dan teori manajemen, tetapi kurang memiliki keterampilan berhubungan dengan orang.
- Manajer dengan keterampilan teknis dan baik dalam berhubungan dengan orang (yang diperoleh dari pengalaman kerja) namun kurang memiliki keterampilan manajerial karena mereka dipromosikan berdasarkan kinerja mereka, telah lama bekerja, loyalitas, dsb.
Menangani Manajer
Berikut ini beberapa tips untuk membantu Anda dalam menghadapi manajer Anda.
1. Jangan berikan kejutan-kejutan kepadanya
Pada umumnya para manajer tidak menyukai kejutan. Kejutan biasanya membuat manajer merasa “berada di luar kendali” dan “tidak mengikuti perkembangan informasi”. Beberapa manajer bahkan khawatir jika hal ini membuat mereka tampak buruk atau tidak kompeten di mata atasan mereka! Atasilah masalah ini dengan menjadwalkan rapat reguler untuk mengkomunikasikan informasi terbaru kepada manajer Anda satu atau dua minggu sekali. Jika disepakati, Anda dapat mengirimkan informasi terbaru melalui email kepadanya setiap minggu.
2. Mintalah umpan balik positif dan negatif
Anda mungkin terkejut, namun sebagian besar manajer tidak bagus dalam memberikan umpan balik. Kalaupun mereka memberi umpan balik, biasanya umpan balik negatif tentang kesalahan-kesalahan Anda dan mengingatkan Anda untuk mengoreksinya. Sebuah survei menunjukkan bahwa sebagian besar manajer tidak memberikan umpan balik positif atau memuji para staf mereka! Jadi sekali lagi, bukan Anda saja yang mengalami masalah seperti ini! Mengapa? Ada 2 alasan: kurangnya keterampilan berhubungan dengan orang dan tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka untuk memberikan pujian karena tak satu pun sumber belajar mengajari mereka tentang perlunya hal tersebut (tidak membaca buku-buku manajemen, tidak menghadiri seminar-seminar, tidak mendapatkan contoh yang baik dari manajernya sendiri, dll).
Bersikaplah proaktif—mintalah umpan balik positif dan negatif secara teratur. Para manajer biasanya menyambut baik usul demikian. Awalnya mungkin sulit dan bahkan canggung, namun Anda berdua akan menyadari bahwa hal itu tidak sulit. Satu hal yang patut diingat....lakukanlah pada saat yang tepat—ketika dia dalam keadaan santai atau memiliki waktu untuk berbincang-bincang.
3. Selaraskan harapan-harapan
Dalam sebagian besar perusahaan, deskripsi dan tanggung jawab kerja tidak begitu jelas. Kalaupun ada yang jelas, ada perbedaan harapan antara satu manajer dengan manajer lainnya. Jadi, buatlah hal tersebut semudah mungkin untuk dipahami bersama. Jangan mencoba menjadi pembaca pikiran dan mencoba membaca pikiran manajer Anda. Tanyakan kepada manajer Anda tingkat kinerja seperti apa yang diinginkannya dari Anda; interpretasinya tentang kinerja yang baik, keberhasilan, kegagalan, dan kinerja yang buruk. Tanyailah dia mengenai hal yang bisa diterima dan hal yang sama sekali dilarang. Dia akan senang ketika Anda mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menjernihkan situasi sulit atau tegang.
Anda juga harus mengetahui sistem nilainya. Ingatlah bahwa manajer yang satu memiliki sistem nilai yang berbeda dengan manajer lainnya. Jika Anda beruntung, dia mungkin akan menanyakan apa yang Anda harapkan darinya! Jika hal itu terjadi, selamat! Anda bekerja untuk orang yang rasional!
Kesimpulannya, pahamilah bahwa mengelola atau menangani orang merupakan tugas yang sulit. Hal ini bahkan lebih dipersulit dalam lingkungan kerja dewasa ini di mana segala sesuatunya harus dilakukan dengan cepat dan tekanan begitu tinggi. Para manajer, termasuk atasan Anda, benar-benar berjuang habis-habisan untuk melakukan pekerjaan yang baik. Berfokuslah pada bagaimana Anda dapat membantu manajer Anda, Anda sendiri dan tim Anda untuk meraih kesuksesan bersama.
Akhirnya, ingatlah bahwa para manajer tidak menyukai karyawan yang mengeluh sepanjang waktu tanpa memberikan usulan yang membangun!
No comments:
Post a Comment