Freud Says I :
by Muflihatul Ifadah on Saturday, March 5, 2011 at 10:02am
"Life is not easy", by Sigmund Freud (1856-1939) yang dikenal sebagai penancang mahzab atau teori Psikoanalisa (Psikodinamika kepribadian). Status internal manusia selalu diselimuti dengan kecemasan sebagai produk dari konflik antar struktur kepribadian yaitu Id, Ego, dan Super Ego. Kemudian termanives ke dalam perilaku kongkrit dalam mekanisme pertahanan diri atau mekanisme pertahanan ego (Ego Defense Mechanism).
Berikut adalah gambaran prilaku kongrit kita saat di zona konflik :
Energi Id akan meningkat karena rangsangan (impuls) sehingga menimbulkan ketegangan atau pengalaman yang tidak enak dan menguasai Ego agar bertindak secara kongkrit dalam memenuhi rangsangan tersebut sesegera mungkin. Di sisi lain Super ego berusaha untuk menetang dan menguasai Ego agar tidak memenuhi hasrat dari Id karena tidak sesuai dengan konsepsi Ideal. Dorongan Id yang primitif tersebut bersifat laten pada alam bawah sadar sehingga tidak akan mengendor selama tidak memiliki objek pemuas. Pada taraf-taraf tertentu dorongan ini bisa menjadi distruktif dengan penyimpangan-penyimpangan perilaku.
Ego berdiri di tengah-tengah kekuatan dahsyat kebutuhan biologis dan norma. Ketika terjadi konflik di antara kekuatan-kekuatan ini, ego merasa terjepit dan terancam, serta merasa seolah-olah akan lenyap dan tidak berdaya digilas kedua kekuatan tersebut. Perasaan terjepit dan terancam ini disebut kecemasan (anxiety), sebagai tanda bagi ego bahwa sedang berada dalam bahaya dan berusaha tetap bertahan. Ada tiga jenis kecemasan yang biasanya dirasakan saat di zona konflik : kecemasan realistik, kecemasan moral, dan kecemasan neurotic.
Ego berusaha sekuat mungkin menjaga kestabilan hubungannya dengan id dan superego. Namun ketika kecemasan begitu menguasai, ego harus berusaha mempertahankan diri. Secara tidak sadar, seseorang akan bertahan dengan cara memblokir seluruh dorongan-dorongan atau dengan menciutkan dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang lebih dapat diterima konsepsi dan tidak terlalu mengancam. Cara ini disebut mekanisme pertahanan diri atau mekanisme pertahanan ego (Ego Defense Mechanism).
Refleksi yang ingin saya bagikan dalam catatan ini adalah :
1. Setiap kejadian adalah pencetus konflik psikologis dalam struktur kepribadian. So, selalu sikapi kejadian yang kita lewati secara realistik
2. Manusia yang sehat secara mental adalah yang mampu membuat keseimbangan dalam struktur kepribadian. Singkat kata, bisa menyikapi konflik internal yang dimanifestasikan hasil perdebatan panjang dan negosiasi antara id, ego dan super ego. So, berdamailah dengan segala macam keadaan.
3. Jangan terjebak dalam rigiditas dalam berpikir saat berada di zona konflik, tapi cobalah untuk menyikapi secara objective dan berpikir positif.
Okayyyy All, semoga bermanfaat ^_*
from admin. tx ya fa postingnya....
No comments:
Post a Comment