Tuesday, November 22, 2011

Kecantikan Wanita Itu Bernama Pengabdian

Pengabdian adalah Kecantikan Hawa Ketika seorang wanita memasuki gerbang pernikahan, maka kehidupan “normalnya” akan sedikit mengalami perubahan. Bagi yang sebenarnya belum siap, maka seiring dengan berjalannya waktu,mereka akan merasa bahwa banyak hal yang akan atau telah terampas selama mereka menjadi seorang istri dan pendamping. Namun bagi yang melangkah dengan ilmu dan dengan dasar beribadah dengan Allah, betapapun berat jalan ke depannya, hal itu akan dilalui dengan tenang dan ikhlas. Pernahkah kita melihat seorang istri yang menyuguhkan wajah kurang sopan setelah mengetahui hal yang dilakukannya kurang mendapat penghargaan dari suami?. Ternyata disinilah cara cantik Allah dalam mengajarkan indahnya keikhlasan kepada para wanita. Keikhlasan dalam pengabdian. Dan hasil akhirnya tergantung para istri itu sendiri, tetap bersabar, ikhlas dan tawakkal, ataukah memilih jalan emosi dan perasaannya saja. Namun, satu hal yang pasti, Allah adalah yang maha membalas atas pilihan hidup yang kita jalankan. Subhanallah, pernahkah kita berpikir betapa indah cara mendidik Allah yang tertuang dalam sebuah pengabdian kepada para suami kita?.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa para laki laki, adalah pemimpin para wanita. Namun, walaupun beliaunya adalah seorang pemimpin, mereka tetaplah manusia biasa. Para suami bukanlah seorang tanpa cela, adakalanya pula mereka berbuat kesalahan yang sama dengan yang dilakukan para istri. Bukankah tiada yang sempurna kecuali Allah subhana wata’ala. Jika sebuah kekurangan dalam diri suami tersebut disikapi dengan kehangatan sikap sebagai sebuah pengabdian sang istri, maka hal tersebut justru menjadikan Puncak dan sekaligus landasan bagi segala daya tarik seorang istri. Ketika suami yang melihat ketekunan istrinya menjalankan ibadah dan mengikhlaskan segala cinta, aktifitas dan kerja-kerjanya semata untuk mengharapkan keridhoan Ilahi, tentu saja akan semakin menghangat hatinya, dan keinginan untuk menjadi lebih baik dalam segala halpun InsyaAllah akan semakin menguat. Dan, yang terindah dari semua itu, sang istri akan menggapai kemuliaan dirinya di hadapan Allah Penguasa Alam Semesta dan di hadapan segenap makhlukNya. Ternyata memanglah benar, mengabdi bukan berarti membungkam kekuatan wanita. Lewat sikap ini, wanita menunjukkan bahwa dia bukan hanya mahluk yang memiliki kelembutan hati dan tutur serta sikap santun, akan kekuatan tersembunyi yang luar biasa. Pahit getir kehidupan serta kepedihan seringkali dihadapi istri dalam mendampingi suami.

Tidak jarang pula cobaan-cobaan tersebut terkadang serasa di luar batas kesanggupannya sebagai individu untuk menghadapinya, namun ketika pengabdian sudah terpatri dalam hati, maka siapapun akan terperangah, bagaimana mahluk yang kita pandang lemah lembut dan ringkih, wanita, bisa menghadapi semua itu. Dalam pengabdian, juga terkandung makna menutupi aib dan atau kekurangan pasangan kita.Susah memang untuk tetap tersenyum menghadapi kenyataan yang mungkin bahkan jika kekurangan suami kita telah diketahui begitu banyak manusia di luar sana. Memanglah tidak semudah mengatakan untuk selalu tersenyum sambil menceritakan kebaikan-kebaikan suami kita sedangkan disisi lain kitapun mengetahui segala keburukannya. Namun sekali lagi, jika hal tersebut disikapi dengan kehangatan sikap sebagai sebuah pengabdian sang istri, maka hal tersebut justru menjadikan Puncak dan sekaligus landasan bagi segala daya tarik seorang istri. Bukan main ternyata akhlak yang dimiliki wanita yang benar-benar mengabdi pada suami mereka atas dasar beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala.

indah_lestari@ndang.poenya.com

Thursday, November 17, 2011

Terima Kasih Cintaku...

Pernahkah ketika istri mengambil secangkir teh untuk anda dan anda mengucapkan kata mesra kepada istri anda, "Terima kasih cintaku.." Kemudian terlihat istri tersipu malu dibuatnya. Marilah para suami merenungkan, Apakah anda merasa bahwa istri anda adalah anugerah yang Allah berikan untuk anda? Bila kita menyadari istri adalah sebuah anugerah yang Allah berikan untuk kita maka kita akan memperlakukan dengan yang terbaik untuk istri kita sesuai yang Allah amanahkan, membimbingnya, menjaga dan mencintainya dengan setulus hati. Hanya dengan cara seperti itulah kita mensyukuri anugerah Allah. Sebagaimana Rasulullah telah mengingatkan kita, "Barang siapa mendapatkan nikmat, Allah senang melihat bekas-bekas nikmatNya itu pada diri hambaNya." (HR. Ahmad).

Kehidupan rumah tangga begitu sangat indahnya bila kita menghiasi dengan cinta dan kasih sayang. Suami istri saling mengasihi dengan kelembutan, tutur kata yang mesra. Sekali waktu bertengkar karena terkadang pertengkaran dibutuhkan sebagai bentuk dinamika dalam berumah tangga karena begitulah keindahan berumah tangga. Selain dengan menunaikan hak dan kewajiban yang melekat pada ikrar suci perkawinan, dengan memperlakukan dengan istimewa penuh dengan penghargaan, banyak hal yang kita bisa lakukan untuk mensyukuri nikmat Allah, salah satunya dengan menyatakan cinta kita kepada istri. "Dan adapun dengan nikmat dari TuhanMu, maka sampaikanlah(sebut-sebutkanlah)" (QS. Adh-Dhuha : 11).

Memanggil istri dengan sebutkan mesra, "cintaku.." menjadi cara bagaimana kita mensyukuri nikmat dan anugerah Allah yang limpahkan untuk kita sebagai suami. Niat kita melakukan adalah untuk menciptakan suasana mesra melanggengkan ikatan batin dan menjaga keharmonisan pernikahan kita untuk menggapai ridha Allah. Keridhaan Allah terpancar dari wajah dan tutur kata pasangan suami istri yang menimbulkan kesejukan dan ketenteraman di dalam keluarga. Menjaga pernikahan agar tetap harmonis dan mesra merupakan wujud rasa syukur kita kepada Allah. Sebagaimana Sabda Rasulullah, "Menyebut-nyebut nikmat Allah adalah tanda bersyukur, meninggalkannya berarti kufur. Barangsiapa tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, ia tidak mensyukuri nikmat yang banyak. Dan barangsiapa tidak berterima kasih pada manusia berarti tidak bersyukur kepada Allah. Bersatu adalah rahmat dan bercerai adalah siksa."

indah_lestari@ndang.poenya.com

Maaf Itu Indah

Saat suamimu berbuat kesalahan, dan itu menyakitimu, dengan sangat, menangislah, jika itu bisa melegakanmu. Jangan paksakan dirimu untuk tetap terlihat tegar, karena kau hanyalah manusia yang juga punya rasa kecewa, marah dan berhak protes atas sikap beliau. Maka biarkan air mata jatuh untuk kelegaan hatimu. Namun...Rapuhnya batinmu saat itu sebagai seorang perempuan, jangan sampai menghilangkan ingatanmu, bahwa dalam keadaan sedih dan sekalipun, kau harus tetap mengingat Allah. Kau memang marah, kau kecewa terhadap beliau, tapi jangan kau menyimpannya terlalu lama sehingga Allah menilaimu sebagai istri yang pendendam dan pemarah. Bayangkan ketika kau mendapat julukan itu dari manusia, betapa keberatannya dirimu. Apalagi jika Allah yang memberikannya untukmu karena sudah tidak adanya kesabaran dari hatimu. Maka memang jika tidak bisa kau hentikan tangismu, tapi kendalikan hatimu untuk segera memaafkannya. Beruntunglah karena beliau yang berbuat kesalahan dan bukan dirimu, karena itu adalah kesempatan untukmu, untuk menyadarkan beliau, bahwa kau adalah seorang yang dapat belajar untuk membahagiakannya, walaupun dalam keadaan kau kecewa dan beliau telah salah kepadamu sekalipun.

Rendahkan suaramu saat menyampaikan materi protesmu kepadanya. Sampaikan dengan kata- kata yang halus, dan memasang senyum terbaikmu. Maka yakinlah bahwa beliau akan mengerti, betapa kau belajar santun kepadanya, bahkan ketika akal sehat sudah mulai hilang karena kekecewaanmu. Tapi kau tidak mau membiarkan hatimu dikuasai oleh rasa. Rasa amarah dan dendam hanya akan membakar kasih sayang yang ada di hati beliau. Dan ingatlah tentang satu hal bahwa cara terbaik menghukum orang yang telah menyakitimu, adalah berbuat santun dan baik kepadanya.Jika kau bersabar dalam kemarahan karena kesalahan suamimu, maka lihatlah betapa bidadari akan begitu cemburu kepadamu. Lihatlah betapa suamimu akan senantiasa ridho untuk dirimu. Begitu bahagianya dia karena memiliki pasangan jiwa yang terlalu luas hatinya untuk dia sakiti lagi. Dan begitu menyesalnya dia karena telah dengan ceroboh dan khilaf menyakiti seseorang yang sangat perduli terhadapnya.Ingatlah, bahwa setan selalu merasuki jalan darahmu, maka segera sebutlah nama Allah. Dan sadarilah bahwa suamimu pun hanya manusia, seperti halnya dirimu. Mungkin saat ini beliau yang bersalah, tapi siapa yang bisa menjamin bahwa suatu hari kaulah yang melakukan kesalahan?. Dan ketika kau pada posisi bersalah, bukankah kau juga menginginkan untuk dimaafkan, diingatkan dengan cara kasih sayang, dan dirangkul kembali oleh suamimu?. Maka mengapa kau harus menunggu beliau berbuat seperti itu, mulailah dengan mencontohkan kepadanya. Maka dia akan mengerti betapa sayang istrinya ini kepadanya, bahkan lebih dari cara beliau menyayangi dirinya sendiri. Apakah kau percaya bahwa Allah selalu melihatmu?. Dan apakah kau akan rela bahwa Allah akan menilaimu sebagai istri yang hanya sampai disitu kesabarannya, saat kau dengan mudah mengumbar amarah dan kesedihan hatimu. Ya, kau memang berhak kecewa, karena suamimu memang bersalah. Namun itulah skenario cantik Allah agar kau sadar, dan agar suamimu tahu seberapa jauh kualitas dirimu dalam bersabar dan memaafkan. Maka buktikanlah. Buktikan yang terbaik yang kau bisa. Subhanallah, betapa cantik dirimu saat memaafkan. Bahkan Allahpun ridho kepadamu. Allah bangga terhadapmu, hambanya yang sabar dan begitu luas hatinya. Allah bangga terhadap hamba wanitanya yang berhias dengan sifat- sifat yang mulia. Ingatlah, Beliau tidak akan berada disismu selamanya. Semoga saat beliau mengusung tandu kerandamu nanti, suamimu itu akan senantiasa mengingatmu sebagai seorang istri yang begitu sangat pengertian, pemaaf, dan penyabar atas dirinya. Semoga....

indah_lestari@ndang.poenya.com

Tuesday, November 15, 2011

Kado terindah bagi orang-orang yg anda sayangi

Kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang anda sayangi :

1. KETIKA AKAN MENIKAH
Janganlah mencari isteri, tapi carilah ibu bagi anak-anakmu
Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anakmu.

2. KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis,
tetapi meminta kepada Allah melalui orang tua/wali si gadis.

3. KETIKA PEMBERKATAN / AKAD NIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan pendeta /pastor/ penghulu, tetapi
menikah di hadapan Allah.

4. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN
Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoakan anda, karena
anda harus berpikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf
apabila anda berpikir untuk BERCERAI karena menyia-nyiakan doa mereka.

5. SEJAK MALAM PERTAMA
Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan
sepasang malaikat.

6. SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur
bunga, tapi juga semak belukar yang penuh onak dan duri.

7. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat
berpegang tangan.

8. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK
Cintailah isteri atau suami anda 100%.

9. KETIKA TELAH MEMIKI ANAK
Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak anda, tetapi
cintailah isteri atau suami anda 100% dan cintai anak-anak anda
masing-masing 100%.

10.KETIKA EKONOMI KELUARGA BELUM MEMBAIK
Yakinlah bahwa pintu berkat akan terbuka lebar berbanding lurus dengan
tingkat ketaatan suami dan isteri

11..KETIKA EKONOMI MEMBAIK
Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita
semasa menderita

12.KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk bangkit
secara bertanggung jawab apabila isteri membutuhkan pertolongan anda.

13.KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut, tetapi selalu
berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.

14.KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang
tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah
orang tua yang jujur kepada anak.

15.KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerja sama
dengan orangtua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh
orang tuanya.

16.KETIKA ADA PIL (Pria Idaman Lain)
Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat.

17.KETIKA ADA WIL (Wanita Idaman Lain)
Jangan dituruti, cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati.

18.KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA
Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan
menuju potret keluarga bahagia.

19.KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS
Gunakanlah formula 7 K
1 Ketuhanan yang Mahaesa
2 Kasih sayang
3 Kesetiaan
4 Komunikasi dialogis
5 Keterbukaan
6 Kejujuran
7 Kesabaran

indah_lestari@ndang.poenya.com

Hanya Ada 3 Hari Dalam Hidup Ini

* Pertama : HARI KEMARIN
 Kamu tak bisa mengubah apapun yg telah terjadi...
...Kamu tak bisa menarik perkataan yg telah terucapkan....
Kamu tak mungkin lagi menghapus kesalahan..
dan mengulangi kegembiraan yg kamu rasakan kemarin..
Biarkan hari kemarin lewat..
LEPASKAN saja....
 
* Kedua : HARI ESOK
 Hingga mentari terbit esok hari,
Kamu tak tahu apa yang akan terjadi...
Kamu belum bisa melakukan apa-apa untuk esok hari...
Kamu tak mungkin tahu, sedih atau ceria di esok hari...
Karena Esok hari belum tiba...
BIARKAN saja...

 * Ketiga : HARI INI
 Pintu masa lalu telah tertutup...
Pintu masa depanpun belum tiba...
Pusatkan saja diri kamu untuk hari ini...
Kamu dapat mengerjakan lebih banyak hal untuk hari ini...,
Bila kamu mampu melupakan kesalahan di hari kemarin...
Dan melepaskan ketakutan akan esok hari...

Hiduplah pd HARI INI...
Karena, masa lalu.. dan masa depan.. hanyalah permainan pikiran yang rumit....

Hiduplah dg apa adanya...
Karena yang ada hanyalah hari ini...
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati.. dan rasa hormat..,
Meski mungkin saja mereka berlaku buruk padamu...

Sayangilah seseorang dg tulus sepenuh hati hari ini.., karena mungkin besok cerita sudah berganti..

indah_lestari@ndang.poenya.com

Monday, November 14, 2011

Untukmu Kekasihku

Jika pun harus ada air mata, maka biarlah ia menjadi teman sedihku untuk menyayangimu...
jika ada rasa sakit mendera, maka biarkanlah ia menjadi teman setiaku dalam bertahan atas segala kejujuranku padamu ....

Sungguh aku bersyukur, karena aku mengenalmu cinta, sekalipun aku tak pernah utuh memilikimu, sekalipun utuh yang kau punya takhanya untukku...
jangan tanyakan tentang kesedihan yang kau pun tahu cinta,
jangan bertanya tentang rasa sakitku, bila kau pun merasakannya...
aku memang manusia biasa, yang tak sempurna, dan kadang salah...
namun rasa kasihku telah mengalahkan rasa sakitku,
rasa asihku mengalahkan egoku …
dan sayangku...., telah mampu mengobati luka – luka itu.
Cinta, kapan aku bisa menyentuhmu?
Dimana aku bisa menemui hangatnya jemarimu mengusap semua peluhku?
Ataupun sebaliknya aku yang mengusap peluh di wajahmu...
Dan aku yang akan membelai lembut bahumu ketika kau goyah di jalan perjuanganmu bersamaku,
agar kau tahu betapa pedulinya aku terhadapmu...
Cinta,
dalam sujudku pada-Nya
ku titipkan doa dan pintaku.....
semoga kau senantiasa dalam penjagaan-Nya ketika penjagaanku tak sampai padamu
semoga kau selalu dikasihi dan disayangi -Nya ketika kasih dan sayangku tak mampu melampaui dimana kau berada saat ini.
Ku pinta pada-Nya agar Cinta-Nya selalu ada untukmu, ketika aku tak sanggup lagi mencintai
Ku tegarkan, segala kerapuhan,
kan ku indahkan segala kesedihan...
bahagia mu adalah doa dan harapku....
senyummu, menjadi suatu cita – cita dimana aku bisa merasakannya itu tulus hanya untukku...
Semoga kan selalu baik adanya , meskipun jalan ini tak sempurna....
ucap terakhirku, ku harap kan terbaca jelas di mata dan hatimu...
aku mengerti...., aku di sini, dan aku mencintaimu apapun adanya kau dengan segala kurangmu...
dan biarlah........., biarkanlah tulusku...yang mencintaimu....
Semoga kau dengar wahai cinta..

indah_lestari@ndang.poenya.com

Sunday, November 13, 2011

Suka, Sayang, Cinta..

*Saat kau MENYUKAI seseorang,kau ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri.

*Saat kau MENYAYANGI seseorang, kau ingin sekali membuatnya bahagia dan bukan untuk dirimu sendiri.

*Saat kau MENCINTAI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.

*Saat kau MENYUKAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku menciummu?"

*Saat kau MENYAYANGI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku memelukmu?"

*Saat kau MENCINTAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan menggenggam erat tangannya...


*SUKA adalah saat ia menangis, kau akan berkata "Sudahlah, jangan menangis."

*SAYANG adalah saat ia menangis dan kau akan menangis bersamanya.

*CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis dipundakmu sambil berkata, "Mari kita selesaikan masalah ini bersama-sama."


*SUKA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Ia sangat cantik dan menawan."

*SAYANG adalah saat kau melihatnya kau akan melihatnya dari hatimu dan bukan matamu.

*CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku.."


*Pada saat orang yang kau SUKA menyakitimu, maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya.

*Pada saat orang yang kau SAYANG menyakitimu, engkau akan menangis untuknya.

*Pada saat orang yang kau CINTAI menyakitimu, kau akan berkata,"Tak apa dia hanya tak tahu apa yang dia lakukan."


*Pada saat kau SUKA padanya, kau akan MEMAKSANYA untuk menyukaimu.

*Pada saat kau SAYANG padanya, kau akan MEMBIARKANNYA MEMILIH.

*Pada saat kau CINTA padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus...


*SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu menguntungkan.

*SAYANG adalah kau akan menemaninya di saat dia membutuhkan.

*CINTA adalah kau akan menemaninya di saat bagaimanapun keadaannya.


*SUKA adalah hal yang menuntut.

*SAYANG adalah hal memberi dan menerima.

*CINTA adalah hal yang memberi dengan rela.

indah_lestari@ndang.poenya.com

Doa Untuk Suamiku..

“Tiada satupun yang lebih mulia bagi Allah melainkan doa”. {HR. Tirmidzi}

Doa adalah bentuk penghambaan kita pada Sang Maha Kuasa. Doa adalah sebuah permohonan kepada Sang Pencipta Maha Pemberi segala Kehendak. Doa adalah bukti bahwa kita tak berhak untuk sombong dihadapanNya…. Karena doa adalah simbol permintaan dengan sangat kepada Sang Pengabul Doa…

Doa seorang istri akan sangat makbul untuk suaminya, karena doa perempuan itu adalah suci, karena perempuan itu lebih lembut hatinya, karena perempuan itu lebih penyayang dan luas cinta kasihnya.

Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW : “mengapa doa seorang perempuan lebih makbul dari seorang laki-laki?”. Beliau menjawab : “Ibu lebih penyayang dari pada seorang bapak, untuk itu doa dari orang-orang yang penyayang tidak akan disia-siakan”.

Doa untuk suamiku…

Bismillahirrahmanirrahim…..

Dengan menyebut asmaMu ya Allah yang Maha Kasih dan Sayang…
Puji syukurku atas segala nikmatMu untuk ku…
Telah kau berikan aku satu pendamping hidup
Yang senantiasa setia menjaga dan melindungiku..
Berjalan sejajar denganku..
Yang dengan cinta dan sayangnya mampu menghapus segala lara…
Yang segala hidupnya diserahkan untuk menyayangiku….
Yang dengan cintanya padaMu mampu mengecup hatiku ketika ku berduka..

Ya Allah kumohon PadaMu…
Kini berilah ia kemudahan dalam melangkah..
Berjuang mencari keRidhoanMu…
Berjuang menjemput Rizky yang Kau takdirkan untuknya…
Berjuang untukku dengan cintanya padaMu….

Ya Allah Maha pengabul doa…
Terimalah berjuta doa dan harapku…
Balaslah segala keluhuran dan kesabarannya
Balaslah segala kebaikan juga amarahnya
Dengan CintaMu….

Ya Allah Sang Pemilik Hati….
Sampaikan berjuta sayangku untuknya…
Sampaikan sejuta cintaku padanya…
Dan sampaikan terima kasihku yang sangat untuknya…
Karena telah bersedia menyatu dalam satu rasa…
Dengan segala macam kunci surga yang kau Pilihkan untukku..

Ya Allah sampaikan salamku pada baginda Rasulullah…
Yang telah begitu banyak mengajarkan cinta dan kasih sayang…
Sungguh Engkau Maha Mengetahui segala isi hati…
Maka kabulkanlah doaku…..

Amin ya Rabbal ‘Alamin………

indah_lestari@ndang.poenya.com

Tali...janganlah kau patahkan rantingmu

Suatu hari di dalam hutan seutas Tali menemukan sebatang ranting dengan daunnya yang hijau dan bunga kuncup yang semakin memperindahnya, talipun menghampiri kemudian bertanya :
“Kenapa kau terbaring disini ranting ?”

“Aku jatuh dari pohonku karena angin yang kencang, dan aku tak memiliki kekuatan untuk dapat kembali” jawab ranting dengan suara lirih.
Talipun merasa kasihan dan akhirnya talipun membantu ranting untuk berdiri dengan menyimpulkan tali pada tubuh ranting “Aku yang akan menjagamu” begitulah tutur tali.

Haripun berganti dan bulan demi bulanpun berlalu, Tali semakin menyayangi ranting dan rantingpun semakin merasa berharga karena tali selalu membuatnya merasa luar biasa. Tali begitu menyayangi ranting hingga semakin ia kuatkan ikatannya,Tali berjanji untuk tidak melepaskan ranting, namun tali tak menyadari …

“Tali mengapa kau mengikatku semakin erat” tanya ranting
“Karena aku begitu mencintaimu, aku memiliki banyak harapan padamu dan banyak mimpi - mimpiku yang ingin kugapai bersamamu” jawab tali
Rantingpun tersenyum mendengarnya.

Sampai tibalah suatu hari, ketika ikatan kuat tali itu akhirnya mematahkan ranting. Talipun menangis memanggil manggil ranting namun ranting diam seribu bahasa seolah ia tak peduli..

Semilir angin berhembus, dalam bayangan kabut ia melihat sosok ranting tersenyum padanya dan berkata “Tali, terima kasih telah mencintaiku..namun ada satu hal yang ingin kukatakan sejak dulu namun tak berani kuungkap padamu, Tali..semakin kau kuatkan ikatanmu semakin kau menyakitiku..berbulan - bulan kucoba tuk menahan sakit itu karena aku tahu kau lakukan itu karena cintamu padaku..tapi kau lupa Tali, cintamu itulah yang membunuhku, keegoanmu tuk memilikiku yang menghancurkanku dan harapan serta mimpimu itulah yang mematahkanku”

Ketika telaga mata telah mengering
dan gunung hati telah membeku..

Tatkala masa takkan mampu menggulirkan waktu
dan zaman takkan mampu menggantikan hati..

Dikala segala yang terjadi yang telah terlewati
terlanjur tuk disesali
dan terlambat tuk disadari..

Biarkan ia berlalu
seperti angin yang berhembus
Izinkan ia tenggelam
seperti mentari yang kembali ke peraduannya

Untukmu Tali..Janganlah kau patahkan rantingmu

Indah_lestari@ndang.poenya.com

Tuesday, November 8, 2011

Inilah Alasannya Kenapa Wanita Lebih Baik Dicintai daripada Mencintai

Dalam kamus pria tidak ada istilah belajar mencintai…pria adalah makhluk yang jatuh cinta, bukan belajar untuk mencintai… Bagi Pria, mencintai berarti menyayangi, menghargai dan melindungi...Anda adalah permaisuri…kebanggaan harga dirinya…
Para pria, tidak pernah tau bagaimana mengerti perasaan wanita secara benar…yang mereka tau adalah selalu berbuat yang terbaik untuk Anda menurut akal mereka…
Wanita yang bijak adalah wanita yang jatuh cinta dengan pria yang terlebih dahulu jatuh cinta kepadanya…
Para wanita sebaiknya jangan memulai terlebih dahulu karena kalau sulit menjangkaunya, Anda bisa menjadi begitu agresif…dan membuat Anda semakin tak berharga di mata pria…
Anda harus tahu bahwa Anda didesain oleh sang pencipta untuk dicintai dan diperlakukan bak ratu…bukan menjadi seorang yang mengejar-ngejar pria…
Itulah beberapa kutipan kalimat yang sering kita dengar. Tentunya kalimat-kalimat bijak tersebut tercipta berdasarkan keadaan nyata yang paling banyak terjadi dikehidupan cinta antara pria dan wanita. Bukan menurut film-film apalagi sinetron.
Memang benar, telah terjadi perbedaan pendapat apakah wanita itu lebih baik mencintai atau dicintai. Sebagian wanita berkata, sekarang ini bukan lagi zaman Siti Nurbaya, wanita bebas berekspresi menurut apa mau mereka. Jadi wanita merasa nyaman jika mencintai daripada dicintai. Tapi apakah kalimat-kalimat bijak di atas dibuat hanya berdasarkan isapan jempol belaka?

Wanita, makhluk ciptaan berharga, yang diciptakan tidak lebih rendah maupun lebih tinggi dari kaum pria, namun sepadan.
Ada berapa banyak orang yang tahu tentang takdir sebagai wanita?! Jawabannya tidak banyak. Sebagai wanita, Anda diciptakan dengan perasaan yang lebih berperan ketimbang akal dalam kehidupan sehari-hari.
Wanita tidak ditakdirkan untuk memberikan cinta, justru cinta adalah kebutuhan utama dari wanita. Namun, wanita ditakdirkan untuk memberi penghormatan dan pengertian pada pria.
Tidaklah heran mengapa kebanyakan kaum wanita pandai menelaah, ini adalah bagian dari kemampuan wanita untuk mengerti tentang sesuatu, untuk berempati terhadap sesamanya.
Ada sebuah ungkapan sederhana, namun mengandung kebenaran yang harus dipegang, jika ingin bahagia, dikatakan “cintailah sedikit, mengertilah banyak”. Kalimat itu berlaku untuk para wanita.
Dan untuk pria berlaku “cintailah banyak, jangan berusaha mengerti wanita (karena wanita memang sulit dipahami)”.
Wanita perlu mengerti prianya. Apa sebab? Karena Andalah yang dicintai. Dan kaum laki-laki berbuat untuk Anda apa yang mereka anggap secara akal itu baik, bukan menurut perasaan mereka.
Ada banyak hal tidak sempurna dalam diri laki-laki yang sulit diterima kaum wanita. Namun dalam hal ini seberapa besar cintanya itulah yang menjadi ukuran. Anda hanya diminta sedikit pengertian dan memberi kesempatan, bukan yang lain.
Oleh sebab itu, bagi wanita yang tidak mengerti, maka dia akan selalu berusaha mengubah karakter prianya agar menjadi ‘lebih baik’. Sayangnya, hal ini akan mengakibatkan kekecewaan yang besar, baik untuk sang wanita dan sang pria. Karena kaum adam cenderung merasa dirinya sudah ‘cukup’ baik sehingga tak ada yang perlu diubah. Ini yang sering kita sebut dengan gengsi laki-laki.
Dalam studi banyak kasus, jika Anda seorang wanita yang mengharapkan jaminan kesetiaan, ketulusan, pengorbanan dan tanggung jawab berpuluh tahun kemudian dari kehidupan Anda. Maka kemungkinan besar hanya akan Anda dapatkan dari seorang pria yang penuh kesungguhan mencintai Anda mulai saat ini.
Oleh karena itu, jika tidak ingin menderita karena cinta dan menyesal berkepanjangan maka jagalah baik-baik peran Anda. Tunggulah sampai Anda dicintai sepenuh hati. Dan cobalah mengerti dan hargai mereka. Karena Anda adalah wanita yang dicintai, itu lebih bermakna bagi Anda. Dan dimata laki-laki Anda adalah permata kehormatannya karena ia mencintai Anda.

indah_lestari@ndang.poenya.com

Wednesday, November 2, 2011

Keuntungan menjadi bawahan

1. Tidak diminta teladan, karena teladan datangnya dari atasan
2. Tidak perlu malu ke kantor naik bus kota
3. Tidak pusing mikirin gaji atasan
4. Jarang kena gosip ada main dengan sekretaris pribadi
5. Jarang ditelepon istri
6. Gajinya sudah jelas, jadi gampang mengaturnya
7. Sewaktu-waktu bisa mendemo bosnya. Sampai saat ini, belum ada bos mendemo bawahan.
8. Waktu kerjanya jelas. Kalau kelebihan dianggap lembur
9. Bisa menggosipkan bosnya
10. Bisa berharap, suatu hari jadi atasan. Namun bagi atasan, mimpipun tidak berani untuk jadi bawahan
11. Nasibnya diperhatikan pemerintah. Kalau bos belum pernah kan disinggung-singgung mengenai UMR-nya
12. Biasanya tahu skandal bosnya, tapi ngga berani ngomong.. Sementara sang bos jarang yang tahu kisah asmara bawahannya.
13. Pokoknya, selama tidak ngomongin mobil, rumah, kolusi, surat sakti, dan penggelapan pajak, jadi bawahan ada enaknya.

Monday, October 24, 2011

Perempuan yang Dicintai Suamiku

Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku. Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.
Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.
Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.
Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.
Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.
Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.
Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.
Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya.  Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.
Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,
” Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau makan juga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya, ” lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun !
Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang kerumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.
Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.
Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.
Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.
Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papa nya, dan memanggilku, ” Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha ?”
Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,
Dear Meisha,
Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.
Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.
Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.
Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.
yours,
Mario
Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.
Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain.
Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.
Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.
Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.
Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.
**********
Setahun kemudian…
Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.
Mario, suamiku….
Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku…..
Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.
Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, ” kenapa, Rima ? Kenapa kamu mesti cemburu ? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku ?”
Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.
Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.
Istrimu,
Rima”
Di surat yang lain,
“………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha……”
Disurat yang kesekian,
“…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.
Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, dirumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah…….
Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya……..”
Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya… dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.
Disurat terakhir, pagi ini…
“…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.
Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.
Tahukah engkau suamiku,
Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?………”
Jelita menatap Meisha, dan bercerita,
” Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya diseberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak……”  Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.
Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.
Dear Meisha,
Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?
Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil  mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….
Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario. Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.

indah_lestari@ndang.poenya.com

Monday, October 17, 2011

FADHILLAH AYAT KURSI

Ayat Kursi:
1) Baca pada saat keluar rumah, 70000 malaikat akan menjagamu dari semua sisi
2) Baca saat masuk rumah, kemiskinan tdk akan memasuki rumahmu
3) Baca setelah berwudhu, Derajatmu akan dinaikkan 70 tingkat

4) Baca pada saat tidur, malaikat akan menjagamu sepanjang malam
5) Baca setelah sholat, maka jarak antara kamu dan surga hanyalah kematian



indah_lestari@ndang.poenya.com

Sunday, October 16, 2011

PUDARNYA PESONA CLEOPATRA

Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalan kandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal.” Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu” kata ibu.
“Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu” , ucap beliau dengan nada mengiba.
Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadi mentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku.
Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitu saja dan tidak tahu alasannya.
Yang jelas aku sudah punya kriteria dan impian tersendiri untuk calon istriku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa berhadapan dengan air mata ibu yang amat kucintai. Saat khitbah (lamaran) sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, ia memang baby face dan anggun. Namun garis-garis kecantikan yang kuinginkan tak kutemukan sama sekali. Adikku, tante Lia mengakui Raihana cantik, “cantiknya alami, bisa jadi bintang iklan Lux lho, asli ! kata tante Lia. Tapi penilaianku lain, mungkin karena aku begitu hanyut dengan gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra, yang tinggi semampai, wajahnya putih jelita, dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening khas arab, dan bibir yang merah. Di hari-hari menjelang pernikahanku, aku berusaha menumbuhkan bibit-bibit cintaku untuk calon istriku, tetapi usahaku selalu sia-sia.
Aku ingin memberontak pada ibuku, tetapi wajah teduhnya meluluhkanku. Hari pernikahan datang. Duduk dipelaminan bagai mayat hidup, hati hampa tanpa cinta, Pestapun meriah dengan empat group rebana. Lantunan shalawat Nabipun terasa menusuk-nusuk hati. Kulihat Raihana tersenyum manis, tetapi hatiku terasa teriris-iris dan jiwaku meronta. Satu-satunya harapanku adalah mendapat berkah dari Allah SWT atas baktiku pada ibuku yang kucintai.
Rabbighfir li wa liwalidayya!
Layaknya pengantin baru, kupaksakan untuk mesra tapi bukan cinta, hanya sekedar karena aku seorang manusia yang terbiasa membaca ayat-ayatNya.
Raihana tersenyum mengembang, hatiku menangisi kebohonganku dan kepura-puraanku.
Tepat dua bulan Raihana kubawa ke kontrakan dipinggir kota Malang. Mulailah kehidupan hampa. Aku tak menemukan adanya gairah. Betapa susah hidup berkeluarga tanpa cinta. Makan, minum, tidur, dan shalat bersama dengan makhluk yang bernama Raihana, istriku, tapi Masya Allah bibit cintaku belum juga tumbuh. Suaranya yang lembut terasa hambar, wajahnya yang teduh tetap terasa asing. Memasuki bulan keempat, rasa muak hidup bersama Raihana mulai kurasakan, rasa ini muncul begitu saja. Aku mencoba membuang jauh-jauh rasa tidak baik ini, apalagi pada istri sendiri yang seharusnya kusayang dan kucintai. Sikapku pada Raihana mulai lain. Aku lebih banyak diam, acuh tak acuh, agak sinis, dan tidur pun lebih banyak di ruang tamu atau ruang kerja.
Aku merasa hidupku ada lah sia-sia, belajar di luar negeri sia-sia, pernikahanku sia-sia, keberadaanku sia-sia. Tidak hanya aku yang tersiksa, Raihanapun merasakan hal yang sama, karena ia orang yang berpendidikan, maka diapun tanya, tetapi kujawab ” tidak apa-apa koq mbak, mungkin aku belum dewasa, mungkin masih harus belajar berumah tangga” Ada kekagetan yang kutangkap diwajah Raihana ketika kupanggil ‘mbak’, ” kenapa mas memanggilku mbak, aku kan istrimu, apa mas sudah tidak mencintaiku” tanyanya dengan guratan wajah yang sedih.
“wallahu a’lam” jawabku sekenanya. Dengan mata berkaca-kaca Raihana diam menunduk, tak lama kemudian dia terisak-isak sambil memeluk kakiku, “Kalau mas tidak mencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri kenapa mas ucapkan akad nikah?
Kalau dalam tingkahku melayani mas masih ada yang kurang berkenan, kenapa mas tidak bilang dan menegurnya, kenapa mas diam saja, aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untuk menjadi ruang bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku didunia ini”. Raihana mengiba penuh pasrah.
Aku menangis menitikan air mata buka karena Raihana tetapi karena kepatunganku. Hari terus berjalan, tetapi komunikasi kami tidak berjalan. Kami hidup seperti orang asing tetapi Raihana tetap melayaniku menyiapkan segalanya untukku.
Suatu sore aku pulang mengajar dan kehujanan, sampai dirumah habis maghrib, bibirku pucat, perutku belum kemasukkan apa-apa kecuali segelas kopi buatan Raihana tadi pagi, Memang aku berangkat pagi karena ada janji dengan teman. Raihana memandangiku dengan khawatir. “Mas tidak apa-apa” tanyanya dengan perasaan kuatir. “Mas mandi dengan air panas saja, aku sedang menggodoknya, lima menit lagi mendidih” lanjutnya. Aku melepas semua pakaian yang basah. “Mas airnya sudah siap” kata Raihana. Aku tak bicara sepatah katapun, aku langsung ke kamar mandi, aku lupa membawa handuk, tetapi Raihana telah berdiri didepan pintu membawa handuk. “Mas aku buatkan wedang jahe” Aku diam saja.
Aku merasa mulas dan mual dalam perutku tak bisa kutahan. Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan Raihana mengejarku dan memijit-mijit pundak dan tengkukku seperti yang dilakukan ibu. ” Mas masuk angin. Biasanya kalau masuk angin diobati pakai apa, pakai balsam, minyak putih, atau jamu?” Tanya Raihana sambil
menuntunku ke kamar. “Mas jangan diam saja dong, aku kan tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk membantu Mas”. ” Biasanya dikerokin” jawabku lirih. ” Kalau begitu kaos mas dilepas ya, biar Hana kerokin” sahut Raihana sambil tangannya melepas kaosku. Aku seperti anak kecil yang dimanja ibunya. Raihana dengan sabar mengerokin punggungku dengan sentuhan tangannya yang halus. Setelah selesai dikerokin, Raihana membawakanku semangkok bubur kacang hijau. Setelah itu aku merebahkan diri di tempat tidur. Kulihat Raihana duduk di kursi tak jauh dari tempat tidur sambil menghafal Al Quran dengan khusyu. Aku kembali sedih dan ingin menangis, Raihana manis tapi tak semanis gadis-gadis mesir titisan Cleopatra.
Dalam tidur aku bermimpi bertemu dengan Cleopatra, ia mengundangku untuk makan malam di istananya.” Aku punya keponakan namanya Mona Zaki, nanti akan aku perkenalkan denganmu” kata Ratu Cleopatra. ” Dia memintaku untuk mencarikannya seorang pangeran, aku melihatmu cocok dan berniat memperkenalkannya denganmu”. Aku mempersiapkan segalanya. Tepat pukul 07.00 aku datang ke istana, kulihat Mona Zaki dengan pakaian pengantinnya, cantik sekali. Sang ratu mempersilakan aku duduk di kursi yang berhias berlian.
Aku melangkah maju, belum sempat duduk, tiba-tiba ” Mas, bangun, sudah jam setengah empat, mas belum sholat Isya” kata Raihana membangunkanku. Aku terbangun dengan perasaan kecewa. ” Maafkan aku Mas, membuat Mas kurang suka, tetapi Mas belum sholat Isya” lirih Hana sambil melepas mukenanya, mungkin dia baru selesai sholat malam.
Meskipun cuman mimpi tapi itu indah sekali, tapi sayang terputus. Aku jadi semakin tidak suka sama dia, dialah pemutus harapanku dan mimpi-mimpiku. Tapi apakah dia bersalah, bukankah dia berbuat baik membangunkanku untuk sholat Isya.
Selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana, aku tidak tahu dari mana sulitnya. Rasa tidak suka semakin menjadi-jadi. Aku benar-benar terpenjara dalam suasana konyol. Aku belum bisa menyukai Raihana. Aku sendiri belum pernah jatuh cinta, entah kenapa bisa dijajah pesona gadis-gadis titisan Cleopatra.
” Mas, nanti sore ada acara qiqah di rumah Yu Imah. Semua keluarga akan datang termasuk ibundamu. Kita diundang juga. Yuk, kita datang bareng, tidak enak kalau kita yang dielukelukan keluarga tidak datang” Suara lembut Raihana menyadarkan pengembaraanku pada Jaman Ibnu Hazm. Pelan-pelan ia letakkan nampan yang berisi onde-onde kesukaanku dan segelas wedang jahe.
Tangannya yang halus agak gemetar. Aku dingin-dingin saja. ” Maaf..maaf jika mengganggu Mas, maafkan Hana,” lirihnya, lalu perlahan-lahan beranjak meninggalkan aku di ruang kerja. ” Mbak! Eh maaf, maksudku D..Din..Dinda Hana!, panggilku dengan suara parau tercekak dalam tenggorokan. ” Ya Mas!” sahut Hana langsung menghentikan langkahnya dan pelan-pelan menghadapkan dirinya padaku. Ia berusaha untuk tersenyum, agaknya ia bahagia dipanggil “dinda”. ” Matanya sedikit berbinar. “Te..terima kasih Di..dinda, kita berangkat bareng kesana, habis sholat dhuhur, insya Allah,” ucapku sambil menatap wajah Hana dengan senyum yang kupaksakan.
Raihana menatapku dengan wajah sangat cerah, ada secercah senyum bersinar dibibirnya. ”Terima kasih Mas, Ibu kita pasti senang, mau pakai baju yang mana Mas, biar dinda siapkan? Atau biar dinda saja yang memilihkan ya?”.
Hana begitu bahagia.
Perempuan berjilbab ini memang luar biasa, Ia tetap sabar mencurahkan bakti meskipun aku dingin dan acuh tak acuh padanya selama ini. Aku belum pernah melihatnya memasang wajah masam atau tidak suka padaku. Kalau wajah sedihnya ya. Tapi wajah tidak sukanya belum pernah. Bah, lelaki macam apa aku ini, kutukku pada diriku sendiri. Aku memakimaki diriku sendiri atas sikap dinginku selama ini., Tapi, setetes embun cinta yang kuharapkan membasahi hatiku tak juga turun. Kecantikan aura titisan Cleopatra itu?
Bagaimana aku mengusirnya. Aku merasa menjadi orang yang paling membenci diriku sendiri di dunia ini.
Acara pengajian dan qiqah putra ketiga Fatimah kakak sulung Raihana membawa sejarah baru lembaran pernikahan kami. Benar dugaan Raihana, kami dielu-elukan keluarga, disambut hangat, penuh cinta, dan penuh bangga.
“Selamat datang pengantin baru! Selamat datang pasangan yang paling ideal dalam keluarga!
Sambut Yu Imah disambut tepuk tangan bahagia mertua dan bundaku serta kerabat yang lain. Wajah Raihana cerah. Matanya berbinar-binar bahagia. Lain dengan aku, dalam hatiku menangis disebut pasangan ideal.
Apanya yang ideal. Apa karena aku lulusan Mesir dan Raihana lulusan terbaik dikampusnya dan hafal Al Quran lantas disebut ideal? Ideal bagiku adalah seperti Ibnu Hazm dan istrinya, saling memiliki rasa cinta yang sampai pada pengorbanan satu sama lain. Rasa cinta yang tidak lagi memungkinkan adanya pengkhianatan. Rasa cinta yang dari detik ke detik meneteskan rasa bahagia.
Tapi diriku? Aku belum bisa memiliki cinta seperti yang dimiliki Raihana.
Sambutan sanak saudara pada kami benar-benar hangat. Aku dibuat kaget oleh sikap Raihana yang begitu kuat menjaga kewibawaanku di mata keluarga. Pada ibuku dan semuanya tidak pernah diceritakan, kecuali menyanjung kebaikanku sebagai seorang suami yang dicintainya.
Bahkan ia mengaku bangga dan bahagia menjadi istriku. Aku sendiri dibuat pusing dengan sikapku. Lebih pusing lagi sikap ibuku dan mertuaku yang menyindir tentang keturunan. ”Sudah satu tahun putra sulungku menikah, koq belum ada tanda-tandanya ya, padahal aku ingin sekali menimang cucu” kata ibuku. ” Insya Allah tak lama lagi, ibu akan menimang cucu, doakanlah kami. Bukankah begitu, Mas?” sahut Raihana sambil menyikut lenganku, aku tergagap dan mengangguk sekenanya.
Setelah peristiwa itu, aku mencoba bersikap bersahabat dengan Raihana. Aku berpura-pura kembali mesra dengannya, sebagai suami betulan. Jujur, aku hanya pura-pura. Sebab bukan atas dasar cinta, dan bukan kehendakku sendiri aku melakukannya, ini semua demi ibuku.
Allah Maha Kuasa. Kepura-puraanku memuliakan Raihana sebagai seorang istri. Raihana hamil. Ia semakin manis.
Keluarga bersuka cita semua. Namun hatiku menangis karena cinta tak kunjung tiba. Tuhan kasihanilah hamba, datangkanlah cinta itu segera. Sejak itu aku semakin sedih sehingga Raihana yang sedang hamil tidak kuperhatikan lagi. Setiap saat nuraniku bertanya” Mana tanggung jawabmu!” Aku hanya diam dan mendesah sedih. ” Entahlah, betapa sulit aku menemukan cinta” gumamku.
Dan akhirnya datanglah hari itu, usia kehamilan Raihana memasuki bulan ke enam. Raihana minta ijin untuk tinggal bersama orang tuanya dengan alasan kesehatan. Kukabulkan permintaanya dan kuantarkan dia kerumahnya. Karena rumah mertua jauh dari kampus tempat aku mengajar, mertuaku tak menaruh curiga ketika aku harus tetap tinggal dikontrakan. Ketika aku pamitan, Raihana berpesan, ” Mas untuk menambah biaya kelahiran anak kita, tolong nanti cairkan tabunganku yang ada di ATM. Aku taruh dibawah bantal, no.pinnya sama dengan tanggal pernikahan kita”.
Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, aku sedikit lega. Setiap hari Aku tidak bertemu dengan orang yang membuatku tidak nyaman. Entah apa sebabnya bisa demikian. Hanya saja aku sedikit repot, harus menyiapkan segalanya.
Tapi toh bukan masalah bagiku, karena aku sudah terbiasa saat kuliah di Mesir. Waktu terus berjalan, dan aku merasa enjoy tanpa Raihana. Suatu saat aku pulang kehujanan. Sampai rumah hari sudah petang, aku merasa tubuhku benar-benar lemas. Aku muntahmuntah, menggigil, kepala pusing dan perut mual. Saat itu terlintas dihati andaikan ada Raihana, dia pasti telah menyiapkan air panas, bubur kacang hijau, membantu mengobati masuk angin dengan mengeroki punggungku, lalu menyuruhku istirahat dan menutupi tubuhku dengan selimut. Malam itu aku benar-benar tersiksa dan menderita. Aku terbangun jam enam pagi. Badan sudah segar. Tapi ada penyesalan dalam hati, aku belum sholat Isya dan terlambat sholat subuh. Baru sedikit terasa, andaikan ada Raihana tentu aku nggak
meninggalkan sholat Isya, dan tidak terlambat sholat subuh.
Lintasan Raihana hilang seiring keberangkatan mengajar di kampus. Apalagi aku mendapat tugas dari universitas untuk mengikuti pelatihan mutu dosen mata kuliah bahasa arab.
Diantaranya tutornya adalah professor bahasa arab dari Mesir. Aku jadi banyak berbincang dengan beliau tentang mesir. Dalam pelatihan aku juga berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen bahasa arab dari Medan. Dia menempuh S1-nya di Mesir. Dia menceritakan satu pengalaman hidup yang menurutnya pahit dan terlanjur dijalani. “Apakah kamu sudah menikah?” kata Pak Qalyubi. “Alhamdulillah, sudah” jawabku. ” Dengan orang mana?. ”Orang Jawa”. ” Pasti orang yang baik ya. Iya kan? Biasanya pulang dari Mesir banyak saudara yang menawarkan untuk menikah dengan perempuan shalehah. Paling tidak santriwati, lulusan pesantren. Istrimu dari pesantren?”. “Pernah, alhamdulillah dia sarjana dan hafal Al Quran”. ” Kau sangat beruntung, tidak sepertiku”. ” Kenapa dengan Bapak?” ”
Aku melakukan langkah yang salah, seandainya aku tidak menikah dengan orang Mesir itu, tentu batinku tidak merana seperti sekarang”. ” Bagaimana itu bisa terjadi?”. “
Kamu tentu tahu kan gadis Mesir itu cantik-cantik, dan karena terpesona dengan kecantikanya saya menderita seperti ini. Ceritanya begini, Saya seorang anak tunggal dari seorang yang kaya, saya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tua. Disana saya bersama kakak kelas namanya Fadhil, orang Medan juga. Seiring dengan berjalannya waktu, tahun pertama saya lulus dengan predikat jayyid, predikat yang cukup sulit bagi pelajar dari Indonesia.
Demikian juga dengan tahun kedua. Karena prestasi saya, tuan rumah tempat saya tinggal menyukai saya. Saya dikenalkan dengan anak gadisnya yang bernama Yasmin. Dia tidak pakai jilbab. Pada pandangan pertama saya jatuh cinta, saya belum pernah melihat gadis secantik itu. Saya bersumpah tidak akan menikah dengan siapapun kecuali dia. Ternyata perasaan saya tidak bertepuk sebelah tangan. Kisah cinta saya didengar oleh Fadhil. Fadhil membuat garis tegas, akhiri hubungan dengan anak tuan rumah itu atau sekalian lanjutkan dengan menikahinya. Saya memilih yang kedua.
Ketika saya menikahi Yasmin, banyak teman-teman yang memberi masukan begini, samasama menikah dengan gadis Mesir, kenapa tidak mencari mahasiswi Al Azhar yang hafal Al Quran, salehah, dan berjilbab. Itu lebih selamat dari pada dengan Yasmin yang awam pengetahuan agamanya. Tetapi saya tetap teguh untuk menikahinya. Dengan biaya yang tinggi saya berhasil menikahi Yasmin.
Yasmin menuntut diberi sesuatu yang lebih dari gadis Mesir. Perabot rumah yang mewah, menginap di hotel berbintang. Begitu selesai S1 saya kembali ke Medan, saya minta agar
asset yang di Mesir dijual untuk modal di Indonesia. Kami langsung membeli rumah yang cukup mewah di kota Medan. Tahun-tahun pertama hidup kami berjalan baik, setiap tahunnya Yasmin mengajak ke Mesir menengok orang tuanya. Aku masih bisa memenuhi semua yang diinginkan Yasmin. Hidup terus berjalan, biaya hidup semakin nambah, anak kami yang ketiga lahir, tetapi pemasukan tidak bertambah. Saya minta Yasmin untuk
berhemat. Tidak setiap tahun tetapi tiga tahun sekali namun Yasmin tidak bisa.
Aku mati-matian berbisnis, demi keinginan Yasmin dan anak-anak terpenuhi. Sawah terakhir milik Ayah saya jual untuk modal. Dalam diri saya mulai muncul penyesalan. Setiap kali saya melihat teman-teman alumni Mesir yang hidup dengan tenang dan damai dengan istrinya. Bisa mengamalkan ilmu dan bisa berdakwah dengan baik. Dicintai masyarakat. Saya tidak mendapatkan apa yang mereka dapatkan. Jika saya pengen rendang, saya harus ke warung. Yasmin tidak mau tahu dengan masakan Indonesia.
Kau tahu sendiri, gadis Mesir biasanya memanggil suaminya dengan namanya. Jika ada sedikit letupan, maka rumah seperti neraka. Puncak penderitaan saya dimulai setahun yang lalu. Usaha saya bangkrut, saya minta Yasmin untuk menjual perhiasannya, tetapi dia tidak mau. Dia malah membandingkan dirinya yang hidup serba kurang dengan sepupunya. Sepupunya mendapat suami orang Mesir.
Saya menyesal meletakkan kecantikan diatas segalanya. Saya telah diperbudak dengan kecantikannya. Mengetahui keadaan saya yang terjepit, ayah dan ibu mengalah. Mereka menjual rumah dan tanah, yang akhirnya mereka tinggal di ruko yang kecil dan sempit. Batin saya menangis. Mereka berharap modal itu cukup untuk merintis bisnis saya yang bangkrut.
Bisnis saya mulai bangkit, Yasmin mulai berulah, dia mengajak ke Mesir. Waktu di Mesir itulah puncak tragedy yang menyakitkan. ” Aku menyesal menikah dengan orang Indonesia, aku minta kau ceraikan aku, aku tidak bisa bahagia kecuali dengan lelaki Mesir”. Kata Yasmin yang bagaikan geledek menyambar. Lalu tanpa dosa dia bercerita bahwa tadi di KBRI dia bertemu dengan temannya. Teman lamanya itu sudah jadi bisnisman, dan istrinya sudah meninggal.
Yasmin diajak makan siang, dan dilanjutkan dengan perselingkuhan. Aku pukul dia karena tak bisa menahan diri. Atas tindakan itu saya dilaporkan ke polisi. Yang menyakitkan adalah tak satupun keluarganya yang membelaku. Rupanya selama ini Yasmin sering mengirim surat yang berisi berita bohong.
Sejak saat itu saya mengalami depresi. Dua bulan yang lalu saya mendapat surat cerai dari Mesir sekaligus mendapat salinan surat nikah Yasmin dengan temannya. Hati saya sangat sakit, ketika si sulung menggigau meminta ibunya pulang”.
Mendengar cerita Pak Qulyubi membuatku terisak-isak. Perjalanan hidupnya menyadarkanku. Aku teringat Raihana. Perlahan wajahnya terbayang dimataku, tak terasa sudah dua bualn aku berpisah dengannya. Tiba-tiba ada kerinduan yang menyelinap dihati.
Dia istri yang sangat shalehah. Tidak pernah meminta apapun. Bahkan yang keluar adalah pengabdian dan pengorbanan. Hanya karena kemurahan Allah aku mendapatkan istri seperti dia. Meskipun hatiku belum terbuka lebar, tetapi wajah Raihana telah menyala didindingnya.
Apa yang sedang dilakukan Raihana sekarang? Bagaimana kandungannya? Sudah delapan bulan. Sebentar lagi melahirkan. Aku jadi teringat pesannya. Dia ingin agar aku mencairkan tabungannya.
Pulang dari pelatihan, aku menyempatkan ke toko baju muslim, aku ingin membelikannya untuk Raihana, juga daster, dan pakaian bayi. Aku ingin memberikan kejutan, agar dia tersenyum menyambut kedatanganku. Aku tidak langsung ke rumah mertua, tetapi ke kontrakan untuk mengambil uang tabungan, yang disimpan dibawah bantal. Dibawah kasur itu kutemukan kertas Merah jambu. Hatiku berdesir, darahku terkesiap. Surat cinta siapa ini, rasanya aku belum pernah membuat surat cinta untuk istriku. Jangan-jangan ini surat cinta istriku dengan lelaki lain. Gila! Jangan-jangan istriku serong. Dengan rasa takut kubaca surat itu satu persatu. Dan ya Rabbii ternyata surat-surat itu adalah ungkapan hati Raihana yang selama ini aku zhalimi. Ia menulis, betapa ia mati-matian mencintaiku, meredam rindunya akan belaianku. Ia menguatkan diri untuk menahan nestapa dan derita yang luar biasa. Hanya
Allah lah tempat ia meratap melabuhkan dukanya. Dan ya .. Allah, ia tetap setia memanjatkan doa untuk kebaikan suaminya.
Dan betapa dia ingin hadirnya cinta sejati dariku.
“Rabbi dengan penuh kesyukuran, hamba bersimpuh dihadapan-Mu. Lakal hamdu ya Rabb.
Telah muliakan hamba dengan Al Quran. Kalaulah bukan karena karunia-Mu yang agung ini, niscaya hamba sudah terperosok kedalam jurang kenistaan. Ya Rabbi, curahkan tambahan kesabaran dalam diri hamba” tulis Raihana.
Dalam akhir tulisannya Raihana berdoa” Ya Allah inilah hamba-Mu yang kerdil penuh noda dan dosa kembali datang mengetuk pintumu, melabuhkan derita jiwa ini kehadirat-Mu. Ya Allah sudah tujuh bulan ini hamba-Mu ini hamil penuh derita dan kepayahan. Namun kenapa begitu tega suami hamba tak mempedulikanku dan menelantarkanku. Masih kurang apa rasa cinta hamba padanya. Masih kurang apa kesetiaanku padanya. Masih kurang apa baktiku padanya? Ya Allah, jika memang masih ada yang kurang, ilhamkanlah pada hamba-Mu ini cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suamiku.
Ya Allah, dengan rahmatMu hamba mohon jangan murkai dia karena kelalaiannya. Cukup hamba saja yang menderita. Maafkanlah dia, dengan penuh cinta hamba masih tetap menyayanginya. Ya Allah berilah hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya.
Ya Allah, Engkau maha Tahu bahwa hamba sangat mencintainya karena-Mu. Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara-Mu. Tegurlah dia dengan teguran-Mu. Ya Allah dengarkanlah doa hamba-Mu ini. Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau”.
Tak terasa air mataku mengalir, dadaku terasa sesak oleh rasa haru yang luar biasa. Tangisku meledak. Dalam tangisku semua kebaikan Raihana terbayang. Wajahnya yang baby face dan teduh, pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya yang lembut, tanganya yang halus bersimpuh memeluk kakiku, semuanya terbayang mengalirkan perasaan haru dan cinta. Dalam keharuan terasa ada angina sejuk yang turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku. Seketika itu pesona Cleopatra telah memudar berganti cinta Raihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihan tiba-tiba begitu kuat mengakar dalam hatiku. Cahaya Raihana terus berkilat-kilat dimata. Aku tiba-tiba begitu merindukannya.
Segera kukejar waktu untuk membagi Cintaku dengan Raihana. Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang seiring dengan air mataku yang menetes sepanjang jalan. Begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak. Kutahan dengan nafas panjang dan kuusap air mataku. Melihat kedatanganku, ibu mertuaku memelukku dan menangis tersedu- sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis.
” Mana Raihana Bu?”.
Ibumertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa sebenarnya yang telah terjadi.
” Raihana…istrimu. .istrimu dan anakmu yang dikandungnya” .
” Ada apa dengan dia”.
” Dia telah tiada”.
” Ibu berkata apa!”.
” Istrimu telah meninggal seminggu yang lalu. Dia terjatuh
di kamar mandi. Kami membawanya ke rumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal, dia berpesan untuk memintakan maaf atas segala kekurangan dan
kekhilafannya selama menyertaimu. Dia meminta maaf karena tidak bisa membuatmu bahagia. Dia meminta maaf telah dengan tidak sengaja membuatmu menderita. Dia minta kau meridhionya” .
Hatiku bergetar hebat.
” kenapa ibu tidak memberi kabar padaku?”.
“Ketika Raihana dibawa ke rumah sakit, aku telah mengutus seseorang untuk menjemputmu di rumah kontrakan, tapi kamu tidak ada. Dihubungi ke kampus katanya kamu sedang mengikuti pelatihan. Kami tidak ingin mengganggumu. Apalagi Raihana berpesan agar kami tidak mengganggu ketenanganmu selama pelatihan. Dan ketika Raihana meninggal kami sangat sedih, Jadi Maafkanlah kami”.
Aku menangis tersedu-sedu. Hatiku pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku merasakan cinta Raihana, dia telah tiada. Ketika aku ingin menebus dosaku, dia telah meninggalkanku. Ketika aku ingin memuliakannya dia telah tiada. Dia telah meninggalkan aku tanpa memberi kesempatan padaku untuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan perasaan bersalah tiada terkira.
Ibu mertua mengajakku ke sebuah gundukan tanah yang masih baru dikuburan pinggir desa.
Diatas gundukan itu ada dua buah batu nisan. Nama dan hari wafat Raihana tertulis disana.
Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang luar biasa. Aku ingin Raihana hidup kembali. Dunia tiba-tiba gelap semua...

indah_lestari@ndang.poenya.com

SAYANGI ISTRIMU

Jika seorang istri menangis di hadapanmu, itu berarti dia tidak dapat menahannya lagi...Jika kau memegang tangannya saat dia menangis, dia akan tinggal bersamamu sepanjang hidupmu...Jika kau membiarkannya pergi, dia tidak akan kembali menjadi dirinya yang dulu, selamanya! Seorang istri tidak akan menangis dengan mudah, kecuali di depan orang yang sangat dia sayangi, dia akan menjadi lemah! Seorang istri tidak akan menangis dengan mudah, hanya jika dia sangat menyayangimu.Dia akan menurunkan rasa EGO-nya.

Wahai suami-suami, jika seorang istri pernah menangis karenamu, tolong pegang tangannya dengan penuh pengertian.Karena dia adalah orang yang akan tetap bersamamu sepanjang hidupmu disaat kau terpuruk terlalu dalam ...Wahai suami-suami, jika seorang istri menangis karenamu, tolong jangan menyia-nyiakannya. Mungkin, karena keputusanmu, kau merusak kehidupannya. Saat dia menangis di depanmu, saat dia menangis karenamu.Lihatlah jauh ke dalam matanya.Dapatkah kau lihat & kau rasakan SAKIT yang dirasakannya karenamu? Pada hari penciptaan PEREMPUAN, Malaikat bertanya kepada TUHAN :"Apakah keistimewaan dari ciptaanMU ini?".Lalu TUHAN menjawab : "Ada banyak KEISTIMEWAAN yang dimiliki oleh ciptaanKU ini".Dibalik KELEMBUTANnya, dia memiliki KEKUATAN yang begitu dahsyat.TUTUR KATAnya merupakan KEBENARAN.SENYUMANnya adalah SEMANGAT bagi orang yang dicintainya.PELUKAN & CIUMANnya bisa memberi KEHANGATAN bagi anak-anaknya.  Dia TERSENYUM bila melihat temannya tertawa.Dia TERHARU, dia MENANGIS bila melihat KESENGSARAAN pada orang-orang yang dikasihinya.Dia mampu TERSENYUM dibalik KESEDIHANnya.Dia sangat GEMBIRA melihat KELAHIRAN, dia begitu sedih melihat KEMATIAN.TETESAN air matanya bisa membawa PERDAMAIAN. Tapi dia sering dilupakan oleh SUAMI karena satu hal. "Apa itu Ya..TUHAN?. Bahwa "Betapa BERHARGAnya dia"

indah_lestari@ndang.poenya.com

Friday, October 14, 2011

KISAH KUPU-KUPU DAN KEBAHAGIAAN

Suatu ketika, terdapat seorang pemuda di tepian telaga. Ia tampak termenung. Tatapan matanya kosong, menatap hamparan air di depannya. Seluruh penjuru mata angin telah di lewatinya, namun tak ada satupun titik yang membuatnya puas. Kekosongan makin senyap, sampai ada suara yang menyapanya. Ada orang lain disana."Sedang apa kau disini anak muda?" tanya seseorang. Rupanya ada seorang kakek tua. "Apa yang kau risaukan..?" Anak muda itu menoleh ke samping, "Aku lelah Pak Tua. Telah berkilo-kilo jarak yang kutempuh untuk mencari kebahagiaan, namun tak juga kutemukan rasa itu dalam diriku. Aku telah berlari melewati gunung dan lembah, tapi tak ada tanda kebahagiaan yang hadir dalam diriku. Kemana kah aku harus mencarinya? Bilakah kutemukan rasa itu?"Kakek Tua duduk semakin dekat, mendengarkan dengan penuh perhatian. Di pandangnya wajah lelah di depannya. Lalu, ia mulai bicara, "di depan sana, ada sebuah taman. Jika kamu ingin jawaban dari pertanyaanmu, tangkaplah seekor kupu-kupu buatku. Mereka berpandangan. "Ya...tangkaplah seekor kupu-kupu buatku dengan tanganmu" sang Kakek mengulang kalimatnya lagi.Perlahan pemuda itu bangkit. Langkahnya menuju satu arah, taman. Tak berapa lama, dijumpainya taman itu. Taman yang yang semarak dengan pohon dan bunga-bunga yang bermekaran. Tak heran, banyak kupu-kupu yang berterbangan disana. Sang kakek, melihat dari kejauhan, memperhatikan tingkah yang diperbuat pemuda yang sedang gelisah itu.Anak muda itu mulai bergerak. Dengan mengendap-endap, ditujunya sebuah sasaran. Perlahan. Namun, Hap! sasaran itu luput. Di kejarnya kupu-kupu itu ke arah lain. Ia tak mau kehilangan buruan. Namun lagi-lagi. Hap!. Ia gagal. Ia mulai berlari tak beraturan. Diterjangnya sana-sini. Ditabraknya rerumputan dan tanaman untuk mendapatkan kupu-kupu itu. Diterobosnya semak dan perdu di sana. Gerakannya semakin liar. Adegan itu terus berlangsung, namun belum ada satu kupu-kupu yang dapat ditangkap. Sang pemuda mulai kelelahan. Nafasnya memburu, dadanya bergerak naik-turun dengan cepat. Sampai akhirnya ada teriakan, "Hentikan dulu anak muda. Istirahatlah." Tampak sang Kakek yang berjalan perlahan. Tapi lihatlah, ada sekumpulan kupu-kupu yang berterbangan di sisi kanan-kiri kakek itu. Mereka terbang berkeliling, sesekali hinggap di tubuh tua itu."Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Berlari dan menerjang? Menabrak-nabrak tak tentu arah, menerobos tanpa peduli apa yang kau rusak?" Sang Kakek menatap pemuda itu. "Nak, mencari kebahagiaan itu seperti menangkap kupu-kupu. Semakin kau terjang, semakin ia akan menghindar. Semakin kau buru, semakin pula ia pergi dari dirimu.""Namun, tangkaplah kupu-kupu itu dalam hatimu. Karena kebahagiaan itu bukan benda yang dapat kau genggam, atau sesuatu yang dapat kau simpan. Carilah kebahagiaan itu dalam hatimu. Telusuri rasa itu dalam kalbumu. Ia tak akan lari kemana-mana. Bahkan, tanpa kau sadari kebahagiaan itu sering datang sendiri."Kakek Tua itu mengangkat tangannya. Hap, tiba-tiba, tampak seekor kupu-kupu yang hinggap di ujung jari. Terlihat kepak-kepak sayap kupu-kupu itu, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Pesonanya begitu mengagumkan, kelopak sayap yang mengalun perlahan, layaknya kebahagiaan yang hadir dalam hati. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya. MoralMencari kebahagiaan adalah layaknya menangkap kupu-kupu. Sulit, bagi mereka yang terlalu bernafsu, namun mudah, bagi mereka yang tahu apa yang mereka cari. Kita mungkin dapat mencarinya dengan menerjang sana-sini, menabrak sana-sini, atau menerobos sana-sini untuk mendapatkannya. Kita dapat saja mengejarnya dengan berlari kencang, ke seluruh penjuru arah. Kita pun dapat meraihnya dengan bernafsu, seperti menangkap buruan yang dapat kita santap setelah mendapatkannya.Namun kita belajar. Kita belajar bahwa kebahagiaan tak bisa di dapat dengan cara-cara seperti itu. Kita belajar bahwa bahagia bukanlah sesuatu yang dapat di genggam atau benda yang dapat disimpan. Bahagia adalah udara, dan kebahagiaan adalah aroma dari udara itu. Kita belajar bahwa bahagia itu memang ada dalam hati. Semakin kita mengejarnya, semakin pula kebahagiaan itu akan pergi dari kita. Semakin kita berusaha meraihnya, semakin pula kebahagiaan itu akan menjauh.Cobalah temukan kebahagiaan itu dalam hatimu. Biarkanlah rasa itu menetap, dan abadi dalam hati kita. Temukanlah kebahagiaan itu dalam setiap langkah yang kita lakukan. Dalam bekerja, dalam belajar, dalam menjalani hidup kita. Dalam sedih, dalam gembira, dalam sunyi dan dalam riuh. Temukanlah bahagia itu, dengan perlahan, dalam tenang, dalam ketulusan hati kita.Saya percaya, bahagia itu ada dimana-mana. Rasa itu ada di sekitar kita. Bahkan mungkin, bahagia itu "hinggap" di hati kita, namun kita tak pernah memperdulikannya. Mungkin juga, bahagia itu berterbangan di sekeliling kita, namun kita terlalu acuh untuk menikmatinyaSatu kisah yang indah dan bisa di jadikan renungan...pada jiwa yang sering lelah mencari sinar kebahagiaan...ternyata bahagia itu ada di setiap jiwa kita..

indah_lestari@ndang.poenya.com

Thursday, October 13, 2011

IMPIAN SEJATI

Suatu hari, ada seorang muda yang bertemu dengan seorang tua yang bijaksana. Si anak muda bertanya, "Pak, sebagai seorang yang sudah kenyang dengan pengalaman tentunya anda bisa menjawab semua pertanyaan saya".

"Apa yang ingin kau ketahui anak muda ?" tanya si orang tua. "Saya ingin tahu, apa sebenarnya yang dinamakan impian sejati di dunia ini". Jawab si anak muda.

Orang tua itu tidak menjawab pertanyaan si anak, tapi mengajaknya berjalan-jalan di tepi pantai. Sampai di suatu sisi, kemudian mereka berjalan menuju ke tengah laut. Setelah sampai agak ke tengah di tempat yang lumayan dalam, orang tua itu dengan tiba-tiba mendorong kepada si anak muda ke dalam air.

Anak muda itu meronta-2, tapi orang tua itu tidak melepaskan pegangannya. Sampai kemudian anak muda itu dengan sekuat tenaga mendorong keatas, dan bisa lepas dari cekalan orang tua tersebut.

"Hai, apa yang barusan bapak lakukan, bapak bisa membunuh saya" tegur si anak muda kepada orang bijak tersebut. Orang tua tersebut tidak menjawab pertanyaan si anak, malah balik bertanya ,"Apa yang paling kau inginkan saat kamu berada di dalam air tadi ?". "Udara, yang paling saya inginkan adalah udara". Jawab si anak muda.

"Hmmm, bagaimana kalo saya tawarkan hal yang lain sebagai pengganti udara, misalnya emas, permata, kekayaaan, atau umur panjang ?" tanya si orang tua itu lagi.

"Tidak .. tidak .. tidak ada yang bisa menggantikan udara. Walaupun seisi dunia ini diberikan kepada saya, tidak ada yang bisa menggantikan udara ketika saya berada di dalam air" jelas si anak muda.

"Nah, kamu sudah menjawab pertanyaanmu sendiri kalau begitu. KALAU KAMU MENGINGINKAN SESUATU SEBESAR KEINGINANMU AKAN UDARA KETIKA KAMU BERADA DI DALAM AIR, ITULAH IMPIAN SEJATI" kata si orang tua dengan bijak.

Apakah anda saat ini mempunyai impian sejati ? Banyak orang yang mengatakan impian mereka ini, atau itu, tapi sebagian besar yang mereka sebutkan adalah keinginan belaka, bukan impian. Keinginan sifatnya tidak mendesak. Kalo bisa dapat syukur, nggak dapat juga tidak apa-apa. Kalo bisa mobil BMW, kalo nggak, Kijang juga gak apa-apa.

Ada pula orang yang mempersepsikan impian dengan harapan. Keduanya mirip namun berbeda. Harapan lebih kepada sesuatu di masa depan yang terjadi dengan sendirinya atau atas hasil kerja orang lain. Campur tangan kita kecil sekali, atau bahkan tidak ada. Impian tidak seperti itu. Apapun yang terjadi, mau tidak mau, dengan perjuangan sekeras apapun impian itu HARUS tercapai.

Impian terbaik seorang manusia adalah ketika dia berusia dibawah lima tahun. "Saya mau jadi dokter, mau jadi pilot, mau jadi pengusaha, dll .." bukankah itu yang kerap dikatakan oleh anak-anak anda ?

Sayangnya, begitu mereka menginjakkan kaki di bangku sekolah, mereka "diharamkan" membuat kesalahan. Selain itu, mereka juga mulai diajarkan melihat realitas dunia – dari sisi yang negatif.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika, seorang remaja hingga dia berusia 20 tahun, rata-rata akan menerima 20.000 macam kata "NO". Jangan nakal, jangan main air, jangan kesana,jangan malas, jangan pergi, dan ribuan kata jangan yang lain. Memang tujuannya baik karena mengajarkan kepada kita agar dapat hidup dengan baik. Tapi karena terlampau seringnya kata "NO" itu diterima, akan mempengaruhi pula alam bawah sadar manusia. Sehingga setiap kali kita memikirkan sesuatu yang baru, misalnya impian, yang pertama kali terlintas di benak kita adalah kata "NO".

Banyak juga orang saat ini apabila ditanya apa impiannya, mereka menjawab tidak tahu. Sungguh malang nasib orang tersebut, karena orang yang tidak mempunyai impian sebetulnya secara mental mereka sudah `mati’. Mungkin orang-2 tersebut menganggap hidup adalah suatu nasib, sehingga sekeras apapun mereka bekerja atau setinggi apapun impian mereka, namun apabila nasib tidak menghendaki mereka sukses, mereka tidak akan sukses.

Atau ada pula type orang yang terjebak di dalam "comfort zone", dimana kehidupan mereka saat ini sudah nyaman, atau setidaknya berkecukupan. Mereka merasa tidak perlu membuat suatu impian yang lebih besar. Mereka mungkin akan berkata "Ah, buat apa rumah besar-besar .. Bisa ngontrak aja sudah bagus ..".

Type ketiga, ada orang yang SENGAJA tidak mau membuat impian, karena .. malu jika ditertawakan orang lain, dianggap norak, nggak tau diri, atau bahkan gila. Nah, sebenarnya bukan anda yang norak, tapi karena hidup kita sudah terlalu penuh dikelilingi oleh orang-orang dengan pikiran negatif, dimana mereka akan merasa `tidak suka’ jika ada seseorang yang tadinya setingkat dengan mereka, lalu mau pergi ke tingkat yang lebih tinggi. Mereka akan berusaha dengan ejekan, sindiran dan usaha-usaha lain agar anda tetap "selevel" dengan mereka. Kalau anda ingin membuktikan, coba besok pagi di kantor, katakan kepada rekan-2 anda , "Saya punya impian untuk jadi orang sukses. Saya akan berusaha keras mencapainya, untuk membawa saya dan keluarga saya ke tingkat yang lebih baik". Lalu coba lihat .. berapa banyak yang mentertawakan anda .. Dan coba lihat pula berapa orang yang mendukung anda. Mungkin hampir tidak ada yang mendukung anda. Masih maukah anda meraih impian tersebut .. setelah anda ditertawakan ..?

Saya yakin kita saat ini masih mampu menciptakan impian-2 kita, asalkan kita mau menghilangkan segala penghalang di dalam benak kita. Cobalah untuk berpikir bebas, seperti anak berusia 5 tahun. Jangan hiraukan apa yang dikatakan orang tentang impian anda, tapi berusahalah agar impian itu tercapai.

Memang benar, kita tidak akan bisa mencapai semua impian kita. Tapi tanpa punya impian, anda tidak akan meraih apa-apa. Ciptakan impian, lakukan kerjanya, dan raih hasilnya !

indah_lestari@ndang.poenya.com

PENGORBANAN DAN PENANTIAN

Di sebuah kota kecil yang tenang dan indah, ada sepasang pria dan wanita yang saling mencintai. Mereka selalu bersama memandang matahari terbit di puncak gunung, bersama di pesisir pantai menghantar matahari senja. Setiap orang yang bertemu dengan mereka tidak bisa tidak akan menghantar pandangan kagum dan doa bahagia.  Mereka saling mengasihi satu sama lain.
Namun pada suatu hari, malang sang lelaki mengalami luka berat akibat sebuah kecelakaan. Ia berbaring di atas ranjang pasien beberapa malam tidak sadarkan diri di rumah sakit. Siang hari sang wanita menjaga di depan ranjang dan dengan tiada henti memanggil-manggil kekasih yang tidak sadar sedikitpun. Malamnya ia ke gereja kecil di kota tersebut dan tak lupa berdoa kepada Tuhan agar kekasihnya selamat. Air matanya sendiri hampir kering karena menangis sepanjang hari.Seminggu telah berlalu, sang lelaki tetap pingsan tertidur seperti dulu, sedangkan si wanita telah berubah menjadi pucat pasi dan lesu tidak terkira, namun ia tetap dengan susah payah bertahan dan akhirnya pada suatu hari Tuhan terharu oleh keadaan wanita yang setia dan teguh itu, lalu IA memutuskan memberikan kepada wanita itu sebuah pengecualian kepada dirinya. Tuhan bertanya kepadanya: "Apakah kamu benar-benar bersedia menggunakan nyawamu sendiri untuk menukarnya?". Si wanita tanpa ragu sedikitpun menjawab: "Ya". Tuhan berkata: "Baiklah, Aku bisa segera membuat kekasihmu sembuh kembali, namun kamu harus berjanji menjelma menjadi kupu-kupu selama 3 thn. Pertukaran seperti ini apakah kamu juga bersedia?". Si wanita terharu setelah mendengarnya dan dengan jawaban yang pasti menjawab: "saya bersedia!".Hari telah terang. Si wanita telah menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Ia mohon diri pada Tuhan lalu segera kembali ke rumah sakit. Hasilnya, lelaki itu benar-benar telah siuman bahkan ia sedang berbicara dengan seorang dokter. Namun sayang, ia tidak dapat mendengarnya sebab ia tak bisa masuk ke ruang itu. Dengan di sekati oleh kaca, ia hanya bisa memandang dari jauh kekasihnya sendiri. Beberapa hari kemudian, sang lelaki telah sembuh. Namun ia sama sekali tidak bahagia. Ia mencari keberadaan sang wanita pada setiap orang yang lewat, namun tidak ada yang tahu sebenarnya sang wanita telah pergi kemana. Sang lelaki sepanjang hari tidak makan dan istirahat terus mencari. Ia begitu rindu kepadanya, begitu inginnya bertemu dengan sang kekasih, namun sang wanita yang telah berubah menjadi kupu-kupu bukankah setiap saat selalu berputar di sampingnya? hanya saja ia tidak bisa berteriak, tidak bisa memeluk. Ia hanya bisa memandangnya secara diam-diam.Musim panas telah berakhir, angin musim gugur yang sejuk meniup jatuh daun pepohonan. Kupu-kupu mau tidak mau harus meninggalkan tempat tersebut lalu terakhir kali ia terbang dan hinggap di atas bahu sang lelaki. Ia bermaksud menggunakan sayapnya yang kecil halus membelai wajahnya, menggunakan mulutnya yang kecil lembut mencium keningnya. Namun tubuhnya yang kecil dan lemah benar-benar tidak boleh di ketahui olehnya, sebuah gelombang suara tangisan yang sedih hanya dapat di dengar oleh kupu-kupu itu sendiri dan mau tidak mau dengan berat hati ia meninggalkan kekasihnya, terbang ke arah yang jauh dengan membawa harapan. Dalam sekejap telah tiba musim semi yang kedua, sang kupu-kupu dengan tidak sabarnya segera terbang kembali mencari kekasihnya yang lama di tinggalkannya. Namun di samping bayangan yang tak asing lagi ternyata telah berdiri seorang wanita cantik. Dalam sekilas itu sang kupu-kupu nyaris jatuh dari angkasa. Ia benar-benar tidak percaya dengan pemandangan di depan matanya sendiri. Lebih tidak percaya lagi dengan omongan yang di bicarakan banyak orang.Orang-orang selalu menceritakan ketika hari natal, betapa parah sakit sang lelaki. Melukiskan betapa baik dan manisnya dokter wanita itu. Bahkan melukiskan betapa sudah sewajarnya percintaan mereka dan tentu saja juga melukiskan bahwa sang lelaki sudah bahagia seperti dulu kala dsb. Sang kupu-kupu diam-diam sedih. Beberapa hari berikutnya ia seringkali melihat kekasihnya sendiri membawa wanita itu ke gunung memandang matahari terbit, menghantar matahari senja di pesisir pantai. Segala yang pernah di milikinya dahulu dalam sekejap tokoh utamanya telah berganti seorang wanita lain sedangkan ia sendiri selain kadangkala bisa hinggap di atas bahunya, namun tidak dapat berbuat apa-apa.Musim panas tahun ini sgt panjang, sang kupu-kupu setiap hari terbang rendah dengan tersiksa dan ia sudah tidak memiliki keberanian lagi untuk mendekati kekasihnya sendiri. Bisikan suara antara ia dengan wanita itu, ia dan suara tawa bahagianya sudah cukup membuat embusan napas dirinya berakhir, karenanya sebelum musim panas berakhir, sang kupu-kupu telah terbang berlalu.Bunga bersemi dan layu. Bunga layu dan bersemi lagi.Bagi seekor kupu-kupu waktu seolah-olah hanya menandakan semua ini. Musim panas pada tahun ketiga, sang kupu-kupu sudah tidak sering lagi pergi mengunjungi kekasihnya sendiri. Sang lelaki bekas kekasihnya itu mendekap perlahan bahu si wanita, mencium lembut wajah wanitanya sendiri. Sama sekali tidak punya waktu memperhatikan seekor kupu-kupu yang hancur hatinya apalagi mengingat masa lalu. Tiga tahun perjanjian Tuhan dengan sang kupu-kupu sudah akan segera berakhir dan pada saat hari yang terakhir, kekasih si kupu-kupu melaksanakan pernikahan dengan wanita itu. Dalam gereja kecil telah di penuhi orang-orang. Sang kupu-kupu secara diam-diam masuk ke dalam dan hinggap perlahan di atas pundak Tuhan.Ia mendengarkan sang kekasih yang berada di bawah berikrar di hadapan Tuhan dengan mengatakan: "saya bersedia menikah dengannya!". Ia memandangi sang kekasih memakaikan cincin ke tangan wanita itu, kemudian memandangi mereka berciuman dengan mesranya lalu mengalirlah air mata sedih sang kupu-kupu.Dengan pedih hati Tuhan menarik napas: "Apakah kamu menyesal?". Sang kupu-kupu mengeringkan air matanya: "Tidak". Tuhan lalu berkata di sertai seberkas kegembiraan: "Besok kamu sudah dapat kembali menjadi dirimu sendiri". Sang kupu-kupu menggeleng-gelengkan kepalanya: "Biarkanlah aku menjadi kupu-kupu seumur hidup".

Ada beberapa kehilangan merupakan takdir.  Ada beberapa pertemuan adalah yang tidak akan berakhir selamanya.Mencintai seseorang tidak harus memiliki, namun memiliki seseorang maka harus baik-baik mencintainya.

indah_lestari@ndang.poenya.com

DALAM PENANTIAN CINTA

APAKAH Anda masih bernasib seperti Siti Nurbaya atau menikah tanpa diawali dengan cinta atau malah kehilangan cinta “di tengah jalan”, inilah saatnya Anda kembali jatuh cinta pada pasangan Anda! Kata orang cinta itu bisa datang kapan saja dan menguap kapan saja. Namun demikian, dalam pernikahan tentu “kata orang” ini sudah tak dapat dijadikan rujukan lagi. Kita bukan lagi ABG yang sedang mengalami cinta sesaat dan cinta pun bukan “Jelangkung” yang datang tak dijemput pulang tak diantar. Dijemput dan Dirawat Dalam pernikahan jatuh cinta dan selalu dalam keadaan jatuh cinta adalah kondisi yang harus selalu diusahakan. Begitupun, cinta harus selalu dijemput dan diantarkan dengan segenap ketulusan bila kelak maut memisahkan. Dalam pernikahan, cinta bukanlah sesuatu yang jatuh bagaikan durian runtuh atau menunggu nasib baik yang sedang berpihak. Karena, dalam berumahtangga, cinta adalah sesuatu yang harus diusahakan dan bila telah hadir, maka keharusan berikutnya adalah merawatnya. Layaknya orang yang tengah mengusahakan, maka yang harus bertindak pertama kali tentu haruslah berasal dari diri kita sendiri. Cinta akan tumbuh manakala kita berusaha untuk menghadirkan cinta, melalui apa-apa yang kita usahakan. Menjadi pribadi yang layak untuk dicintai tentu adalah pilihan tak dapat ditawar lagi. Bagaimana mungkin kita menjadi pribadi yang layak dicintai, manakala kita tidak dapat menunjukkan betapa berharganya cinta yang kita miliki, sekaligus betapa ruginya bila cinta itu tak disambut oleh pasangan kita. Bila kondisi seperti inilah yang berusaha kita hadirkan, tentu tak akan ada hati yang tak tergerak menyambut cinta yang kita berikan. Sungguh, cinta adalah keajaiban. Sesuatu yang tak akan dapat hadir dari sejumlah aturan, apalagi daftar panjang hak dan kewajiban. Ia hanya dapat hadir dari sejumlah ketulusan dan akhlaq terbaik yang kita hadirkan. Untuk menjemput satu kunci yang hanya dapat turun melalui berkahNya yaitu karuniaNya agar cinta dapat menjelma selamanya dalam hati kita. Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah selama Beliau menikahi Khadijah ra dan mengarungi kehidupan bersamanya. Rasulullah tak pernah diam untuk mengusahakan agar cinta itu tetap tumbuh dan selalu dalam keadaan jatuh cinta. Lihatlah betapa indahnya percakapan antara Rasulullah dan Khadijah berikut ini, “Duhai Dinda Khadijah, aku mencintaimu.” Maka Ibunda Khadijah pun menjawab, “Wahai Kakanda akupun mencintaimu bahkan sepuluh kali lipat lebih besar dari cintamu kepadaku.” Rasulullah kembali berkata, “Bagaimana jika cintaku kepadamu juga sepuluh kali lipat?” “Maka cintaku kepadamu akan menjadi seratus kali lipat.” Subhanallah, indahnya jika pernikahan senantiasa disegarkan dengan kalimat-kalimat romantis seperti ini. Lebay (berlebihan)? Ya, cinta memang selalu lebay. Bila cinta tak lebay, maka mustahil bisa merekatkan dua orang dengan pribadi yang berbeda. Karena itu, jangan pernah malu untuk mengekspresikan cinta Anda bahkan dengan cara yang paling lebay sekalipun. Seorang suami paling suka diperlakukan dengan cara yang istimewa, begitupun istri paling senang mendengar apa yang dinantikannya.Tangga ke Surga Lalu bagaimana jika hubungan kita dengan pasangan terlanjur kian terasa “adem ayem”? Maka pikirkanlah kembali apa yang Anda cari dalam pernikahan. Telaah kembali masak-masak apa yang membuat Anda dan dia bersedia menyatu dalam pernikahan. Bila alasannya adalah karena kecantikannya atau ketampanannya, karena status sosialnya, atau karena kemapanannya maka sudah saatnya Anda mengganti alasan-alasan tersebut menjadi alasan-alasan orang dewasa untuk jatuh cinta. Sebuah syair Arab menggambarkannya dengan lebih gamblang, “Palingkanlah hatimu pada apa saja yang engkau cintai. Tidaklah kecintaanmu itu kecuali pada cinta pertamamu yaitu Allah Azzawajalla. Berapa banyak tempat tinggal di bumi yang ditempati seseorang. Dan selamanya kerinduannya hanyalah pada tempat tinggalnya yang semula.” Artinya, begitu banyak alasan seseorang untuk jatuh cinta. Semuanya berujung pada kerinduan seseorang pada sebuah romantisme yang menjadi udara dalam kebersamaan. Nah, bila ini yang kita inginkan, maka kembalilah pada Yang Paling berkuasa atas segala cinta yang ada di dalam dada. Jadikanlah cinta yang masih tersisa dalam hati kita sebagai modal untuk meraih cintaNya dengan cara-cara yang juga dicintaiNya. Salah satunya adalah dengan kembali membangun cinta pada pasangan kita. Sungguh, semuanya adalah untuk Allah, sebagaimana kita pun hidup di dunia ini untuk-Nya. Sementara itu, surga yang kita impikan pun hanya dapat diraih dengan membangun tangga yang kuat untuk meraihnya. Jalinan yang mengikat anak-anak tangga itu menjadi kuat itulah yang bernama cinta. Karena itu, jangan biarkan anak-anak tangga yang kita persiapkan itu berserak sia-sia hanya karena kita tak mengikatnya dengan cinta yang kokoh. Inilah yang disebut dengan alasan orang dewasa bahkan orang beriman untuk jatuh cinta. Jatuh cinta selalu untuk saling mengantarkan ke surga. Sebagaimana yang digambarkan dalam ayat 71 surat At-Taubah yang artinya: “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” Kemudian, agar cinta senantiasa merekah dan jatuh cinta menjadi keseharian, nasihat dari istri Auf bin Muhallim Asy-Syibani pada anaknya nampaknya layak untuk sama-sama kita pegang teguh; “Jadilah engkau orang yang paling mengagungkan dirinya, maka dia akan jadi orang yang memuliakanmu. Jadilah engkau orang yang paling mendukungnya, niscaya ia akan menjadi orang yang setia berada di sisimu. Dan ketahuilah anakku, engkau tidak akan pernah sampai pada apa yang engkau cintai darinya sampai engkau mendahulukan keridaannya atas keridaan dirimu, dan keinginannya atas keinginanmu terhadap segala hal yang engaku senangi dan engkau benci. Semoga Allah memberi kebaikan atasmu dan melindungimu.” Meski nasihat di atas diperuntukkan istri Auf bin Muhallim Asy-Syibani pada puterinya, alangkah indahnya bila kehendak untuk mengutamakan pasangan atas keinginan diri sendiri menjadi hal yang sama-sama kita perjuangkan. Agar kebagiaan dan cinta ada di hati kita dan juga di hatinya.

indah_lestari@ndang.poenya.com